Minggu, 23 Januari 2011

siklus absorbsi


Siklus Refrigerasi Absorpsi Diffusi
Siklus refrigerasi absorpsi diffusi sering disebut juga Continuous absorption system with out pump atau siklus refrigerasi absorpsi satu tekanan atau absorption refrigeration cycle work on three fluid system.
Siklus refrigerasi absorpsi difusi (diffusion absorption refrigeration cycle) pertama kali dibuat oleh Von Platen dan Munters tahun 1928 dengan menggunakan amoniak sebagai refrigeran dan air sebagai absorben serta hydrogen sebagai auxiliary inert gas. Pada siklus refrigerasi absorpsi difusi (DAR) tidak ada komponen mekanik yang bergerak (moving part). Hal ini berbeda dengan siklus refrigerasi absorpsi (AR) yang menggunakan pompa untuk mensirkulasikan fluida kerja. Pada diffusion absorption refrigeration cycle (DAR) menggunakan ”bubble pump” untuk mensirkulasikan refrigeran dan larutan yang digunakan dalam sistem. Dengan demikian sistem pemeliharan, kebisingan dan getaran dapat diminimalkan pada DAR, sedang pada siklus refrigerasi absorpsi (AR) masih menimbulkan kebisingan dan getaran cukup besar yang ditimbulkan oleh pompa.
Diffusion absorption refrigeration cycle biasanya digunakan pada refrigerator rumah tangga, perkantoran, rumah sakit dan hotel-hotel yang membutuhkan tingkat kenyamanan yang tinggi. Sumber energi penggerak di generator pada siklus DAR maupun AR adalah energi panas, yang bisa didapatkan dari bahan bakar misalnya kerosin, gas alam, dan bisa juga dari sumber energi lain misalnya uap panas (steam) sisa, panas dari listrik, dan energi panas matahari (solar energy).
Contoh penggunaan dari sistem refrigerasi absorpsi ini adalah pada lemari vaksin untuk yang domestik seperti pada Gambar-5


Komponen dan Cara Kerja Siklus Refrigerasi Absorpsi Diffusi
Pada siklus refrigerasi absorpsi diffusi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu; generator, kondensor, evaporator, absorber dan bubble pump dan beberapa komponen tambahan seperti rectifier, tangki penampung (reservoir) dan heat exchanger. Secara skematik siklus refrigerasi absorpsi diffusi (diffusion absorption refrigeration cycle) dapat ditunjukkan seperti Gambar-6.
Fungsi dari masing-masing komponen sistem refrigerasi absorpsi diffusi :
 Generator;? yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran dari dalam larutan dengan jalan memberi panas pada generator.
 Bubble pump berfungsi untuk memisahkan liquid solution dengan gas refrigeran yang terbentuk pada generator.?
 Kondensor;? yang berfungsi untuk mengkondensasikan refrigeran dengan jalan membuang panasnya ke lingkungan (media pendingin)
? Evaporator; yang berfungsi untuk mengevaporasikan refrigeran dengan jalan menyerap panas yang ada di sekitar evaporator (ruang beban)
? Absorber; yang berfungsi sebagai tempat penyerapan uap refrigeran oleh absorben sehingga membentuk larutan kuat (strong solution).
 Reservoir;? yang berfungsi untuk menyimpan dan menampung larutan refrigeran yang terbentuk di absorber
? Heat exchanger; adalah alat yang berfungsi untuk penukar kalor/ panas sehingga panas yang semestinya dibuang, sebagian dapat dimanfaatkan kembali

Gambar 6 Skematik Diagram Siklus Refrigerasi Absorpsi Diffusi (DAR)
Cara Kerja Siklus Refrigerasi Absorpsi Diffusi;
Adapun cara kerjanya berdasarkan sketsa Gambar-6 adalah sebagai berikut; pertama larutan kuat (strong solution) yang ada di generator bila biberi panas maka refrigerannya akan menguap membentuk gelembung-gelembung uap refrigeran. Karena uap refrigeran massa jenisnya jauh lebih kecil dibanding larutannya, maka gelembung uap refrigeran akan bergerak ke atas menuju pipa ”bubble pump”. Pada pipa ”bubble pump” gelembung-gelembung uap refrigeran terus naik ke atas dan membawa serta cairan/ larutan lemah (konsentrasi R22 dalam larutan DMF kecil) ke atas menuju sparator. Dengan adanya aliran massa ini, mengakibatkan terjadinya kevakuman massa pada bagian bawah generator. Kevakuman pada bagian bawah generator, akan menarik larutan kuat (konsentrasi R22 dalam larutan besar) yang ada di reservoir menuju generator.
Pada separator akan terjadi pemisahan antara uap refrigeran dengan larutan lemah (weak solution) yang ikut terbawa ke atas bersama uap refrigeran, di mana uap refrigeran akan bergerak ke atas menuju kondensor, sedang larutan lemah bergerak ke bawah menuju absorber lewat pipa selubung yang ada di sekeliling pipa ”Bubble pump”. Uap refrigeran yang bergerak ke atas menuju kondensor akan membilas gas hidrogen yang ada di sepanjang pipa sparator dan kondensor, dan mendesaknya menuju pipa saluran bypass.
Di kondensor uap refrigeran yang datang dari sparator selanjutnya mengalami proses kondensasi. Proses kondensasi berlangsung dengan jalan membuang sebagian panas refrigeran ke lingkungan sehingga refrigeran berubah dari uap menjadi refrigeran cair. Selanjutnya refrigeran cair yang terbentuk di kondensor, karena mempunyai massa jenis yang lebih besar dibanding dalam bentuk uap, maka akan bergerak ke bawah menuju bagian bawah kondensor dan selanjutnya menuju tempat ekspansi (Tp).
Di tempat ekspansi, refrigeran cair bertemu dengan gas hydrogen yang mengandung sedikit uap refrigeran yang berasal dari absorber. Tekanan parsial uap refrigeran (refrigerant vapour)yang datang dari absorber jauh lebih kecil dibanding dengan tekanan saturated liquid refrigeran yang datang dari kondensor. Adanya perbedaan ini menyebabkan refrigeran cair akan menguap sampai tercapai kesetimbangan dimana Pvapour,ref = Psat liquid,ref. Proses penguapan refrigeran cair dapat berlangsung dengan mengambil sebagian energi panas yang dikandung oleh refrigeran cair yang datang dari kondensor dan energi panas yang dikandung oleh campuran gas yang datang dari absorber. Dengan adanya proses tersebut akan mengakibatkan temperatur refrigeran turun (rendah).
Cairan refrigeran dengan temperatur yang rendah selanjutnya bergerak menuju evaporator. Di evaporator refrigeran cair akan menguap dengan jalan menyerap panas/kalor dari sekeliling evaporator (diberikan panas lewat heater sebagai beban evaporator). Uap refrigeran yang terbentuk di evaporator akan bercampur dengan gas hydrogen. Berat jenis uap refrigeran lebih besar dibanding gas hydrogen sehingga uap refrigeran akan bergerak ke bawah sambil membawa gas hydrogen menuju absorber melewati tangki reservoir. Dengan pergerakan gas refrigeran menuju absorber, maka proses penguapan refrigeran cair di evaporator akan tetap terjaga.
Di absorber campuran uap refrigeran dan gas hydrogen yang datang dari evaporator dipisahkan, dimana uap refrigeran diserap (diabsorpsi) kembali oleh larutan lemah yang datang dari sparator. Proses penyerapan uap refrigeran oleh larutan lemah (proses absorpsi) dapat berlangsung dengan membuang panas larutan lemah dan panas yang ditimbulkan saat proses absorpsi ke lingkungan. Proses absorpsi ini akan menghasilkan larutan kuat yang selanjutnya akan bergerak ke bawah dan ditampung dalam tangki reservoir. Sedang gas hydrogennya tidak ikut terabsorpsi oleh larutan lemah. Karena massa jenis gas hydrogen kecil, maka gas hidrogen akan bergerak ke atas kembali menuju evaporator sambil membawa sedikit uap refrigeran yang tidak terabsorpsi. Larutan kuat yang ada di tangki reservoir akan bergerak kembali menuju generator sebagai akibat adanya kevakuman massa yang terjadi pada bagian bawah generator.
Prosesnya kembali lagi ke august 13, 2010 by smkyaphar
Pengertian absorbsi berdasarkan ilmu kimia adalah suatu fenomena fisika/kimia atau proses atom, molekul, dan ion memasuki suatu fase besar gas, cair, atau padat. Fungsi dari absorbsi yaitu untukmeningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya. Contohnya formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.
Fungsi Absorpsi pada Industri
• Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya
• Contoh :
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi
Kolom Absorpsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Struktur yang terdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Gambar Kolom Absorpsi


Struktur dalam absorber
• Bagian atas:
Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair
.
• Bagian tengah:
Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah untuk diabsorbsi
• Bagian bawah:
Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
Gambar kolom absorber

Keterangan :
• (a) input gas
• (b) gas keluaran
• (c) pelarut
• (d) hasil absorbsi
• (e) disperser
• (f) packed column
Prinsip Kerja Kolom Absorpsi
• Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
• Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Gambar prinsip kerja kolom absorbsi

Keterangan:
• (a) gas keluaran
• (b) gas input
• (c) pelarut
• (d) gas output
Gambar Proses Kolom Absorpsi


Proses Pengolahan Kembali Pelarut Dalam Proses Kolom Absorber
• Konfigurasi reaktor akan berbeda dan disesuaikan dengan sifat alami dari pelarut yang digunakan
• Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari pelarut), Volalitas pelarut, dan aspek kimia/fisika seperti korosivitas, viskositas, toxisitas, juga termasuk biaya, semuanya akan diperhitungkan ketika memilih pelarut untuk spesifik sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
• Ketika volalitas pelarut sangat rendah ,contohnya pelarut tidak muncul pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya cukup sederhana yakni dengan memanaskannya .
Berikut akan dijelaskan beberapa contoh dari proses diatas:
Contoh pertama:
Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam kolom pengolahan dari bagian atasnya dan akan dicampur /dikontakan dengan stripping vapor. Gas ini bisa uap atau gas mulia, denagn kondisi termodinamika yang telah disesuaikan.dengan pelarut yang terpolusi.Absorber yang bersih lalu digunakan kembali di absorpsi kolom.

Contoh kedua:
• Absorber yang akan didaur ulang masuk ke kolom pemanasan stripping column. The stripping vapor dibuat dari cairan pelarut itu sendiri. Bagian yang telah didaur ulang lalu digunakan lagi untuk menjadi absorber.

Contoh ketiga
• Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan untuk mendaur ulang. Absorber yang terpolusi dilewatkan kedalam destilasi kolom. Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan dikirim kembali ke absorber.

Aplikasi kolom absorpsi:
• Teknologi Refrigerasi
• Teknologi proses pembuatan formalin
• Proses pembuatan asam nitrat
Teknologi Refrigerasi
Refrigerasi absorpsi merupakan siklus yang digerakkan oleh energi termal. Berbeda dengan sistem refrigerasi konvensional, energi mekanik yang diperlukan oleh refrigerasi absorpsi sangat kecil. Diagram refrigerasi absorpsi efek tunggal dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini:

Gambar 1 Diagram siklus refrigerasi absorpsi efek tunggal
wal, dan begitu seterusnya.

cindelaras

cindelaras


  Taman bunga yang terasing oleh waktu membawa makna tersendiri dari ribuan untaian kata yang tetap bisu ,daun yang berguguran pada musim semi jatuh berserakan hingga menutupi rumput yang mulai tumbuh.tampak berantakan seperti tidak terurus,aku berdiri dimana ku tempatkan hati yang kokoh terjaga sampai kau tiada walaupun aku harus memendam kecewa karna kau memang sudah tak ada.disini dulu tempat pertama kali kau menginjakan kaki sepulangmu dari jogja, kota yang kau anggap sebagai tempat paling indah,dimana semua mimpi kau curahkan,mimpi yang mengerogoti tubuhmu sampai kau tak sadar dengan maut yang memaksa semua orang menangis.andai kau tahu sesungguhnya ,mereka disini semua menantimu kembali dengan senyum kau berikan tapi alangkah kecewa saat harus mendapati kau pulang dengan penyakit kanker otak yang sudah akut.apakah ini jawaban dari semua mimpi yang kau janjikan ,atau hanya sebagai dongeng yang kau lukiskan diatas kanfas-kanfas putih.

Sore ini aku dikagetkan dengan sebuah berita tentang keberadaannya,di rumah sakit dari ibu yang habis menjengguknya.kabar yang membuatku sedikit merasa sinis setelah apa yang  terjadi sebelumnya.Dewi nama panjangnya tatik pramono dewi yang lahir 21 agustus 1982.wanita yang sejak kecil bersamaku bermain,itu pun aku ketahui setelah usiaku menginjak 21 tahun,yang tidak sengaja mendengar percakapan orang tua ku pada suatu malam,kami berpisah karna ayah harus di pindah tugaskan kedaerah yang kekurangan guru.dan saat aku masuk sekolah menengah pertama,tepatnya kelas tiga kami di pertemukan kembali,kesan pertama melihatnya aku menaruh hati dan susah untuk menghilangkan bayangan wajahnya dari pikiranku,ternyata telah tumbuh benih-benih cinta,walaupun hanya sebuah cinta monyet.hampir setiap hari kami bersama,apalagi ketika mendekati ujian nasional dengan alasan belajar bersama kami sering bertemu.berbeda sekolah namun tidak menjadi penghalang,kami benar-benar pintar memanfaatkan kesempatan,sampai pada suatu kesempatan dewi bertanya kepadaku, tentang dimana aku akan melanjutkan sekolahku.waktu itu aku tak mampu menjawab pertanyaannya alias tidak tahu,aku bilang saja terserah ayah akan memasukanku kesekolah mana.Dewi pun tak bisa berkata banyak,dia hanya menjelaskan bahwa dirinya akan ke Jogja dan bersekolah disana.Kesibukan menghadapi ujian nasional telah selesai,tinggal menunggu hasil antara lulus dan tidaknya,itu juga berarti waktu untuk bertemu juga semakin berkurang.sejauh ini aku belum berani untuk mennyatakan perasaanku padanya.sampai saat dia berangkat pun aku masih belum bisa,semua masih tersimpan rapih dalam lemari besi yang kuncinya hilang entah kemana.

                                                           ***
Pagi yang sangat indah  matahari bersinar dengan anggunnya,mengangkat butiran embun yang seperti ribuan mutiara berserakan diatas daun-daun hijau.sejauh mata memandang yang nampak hanya warna putih kabut.hari pertama ku memulai episode baru dalam dunia drama yang bertemakan kerinduan.satu minngu sejak kepergian Dewi ke Jogja,tapi rasanya seperti sudah 10 tahun.kira-kira apa yang dia lakukannya disana pagi ini,andai dia ada disini pasti kabut itu akan segera pergi kelangit dan menjadi titik-titik hujan yang menyegarkan.aku menarik nafas panjang untuk melepaskan beban yang bersarang dalam kalbuku,sejujurnya aku malu mengatakannya kalau nilai ujian nasional ku lebih rendah dari Dewi.Ah...lebih baik aku memikirkan bagaimana kisah selanjutnya dari pada memikirkan sesuatu yang belum pantas aku pikirkan

SEKOLAH TEHKNIK MENENGAH INDUSTRI 1 KALI REJO,papan nama yang terpampang jelas diatas pintu gerbang yang sebentar lagi aku menjadi salah satu warganya,walaupun aku sendiri tidak tahu secara pasti kenapa aku memilih sekolah ini,yang jelas-jelas aku tidak bisa mencari pengganti Dewi bukan karna  tidak bisa melupakanya,tapi karna di sekolahku tidak ada siswa perempuan.mungkin karna ini pilihan ayah.tapi, ya...sudahlah setidaknya aku menjadi anak yang berbakti pada orang tua dan mendapatkan ilmu yang semoga berguna untuk orang sekitarku nantinya.sekali melangkah dua pulau terlampaui kata pepatah,mendapatkan ilmu dan di cap sebagai anak yang berbakti,bangga ku...tersenyum malu.aku memasuki halaman sekolah yang sangat terawat,rumputnya taman depan kelas semua tertata rapi dan bersih.diujung lorong kelas terdapat sebuah kantin yang juga sangat bersih.kesan pertama cukup menyenangkan sepertinya bakal nyaman untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya.aku masih terus berkeliling dari satu kelas ke kelas yang lain tentunya bayangan Dewi tak pernah lepas dari pikiran ku.Pukul 07:30 semua siswa baru berkumpul di halaman,untuk sedikit di beri pengarahan dan pembagian kelas,dan ternyata aku masuk MP1,kalau di SMA berarti 1A.MP hanyalah singkatan untuk MESIN PRODUKSI.aku dan siswa baru yang lain memasuki ruangan kelas,duduk di bangku deret ke dua baris pertama,karna sesuai nasehat ayah”kamu pilih tempat duduk yang dekat dengan meja guru,jangan duduk dibaris yang paling belakang” alasan ayah,agar setiap materi yang di berikan dapat terdengar jelas.aku mendengarkan kata-kata ayah hanya karena ayah lebih dulu hidup di dunia ini.
”aku...boleh duduk disini...?”
Aku tersentak,mataku langsung tertuju pada sosok yang berdiri di sampingku,tubuhnya kurus, rambutnya acak-acakkan,belum juga aku jawab dia nyelonong duduk disebelahku,sambil memperkenalkan diri.
 ”namaku Damar...”
”boleh...aku Dewa” jawabku singkat.


Lembar demi lembar cerita terangkum dalam drama kehidupan yang aku jalani,sedikit terlupakan kisah cintaku yang pergi jauh.Satu tahun sudah berlalu,sejauh ini Damar menjadi sosok yang ku kagumi,selain otaknya yang cerdas juga karna jiwa sosialnya.bahkan dia pernah menyelamatkanku dari hukuman skorsing,waktu aku tertangkap saat bolos,kalau hanya sekali mungkin tidak separah itu hukuman yang ku tanggung tapi masalahnya dalam satu bulan aku melakukanya sudah sepuluh kali,tujuh kali ketangkap,satu kali memberi rorok petugas security,dan dua kali berhasil tanpa ketahuan.Dalam posisi sulit Damar datang sebagai penyelamat dengan menjamin bahwa kejadian serupa tidak akan terulang lagi,seandainya itu semua terulang maka kami berdua siap untuk dikeluarkan dari sekolah.Sejak kejadian itu aku sangat berhati-hati kalau ingin bolos,selalu aku konsultasikan ke Damar,bagaimana cara terbaik supaya tidak ketahuan,dan anehnya Damar tidak pernah melarangku untuk melakukannya,justru ia membantu prosesnya,dan anehnya lagi semua berjalan mulus dengan bantuanya. Sejak itu persahabatan kami semakin erat,Damar selalu menempatkan dirinya dalam posisi yang sempurna sebagai seorang teman,sebaik-baik sikap itulah yang ia tunjukan,bahkan dalam posisi yang sangat sulit sekalipun.Satu hal yang aku ingat dari perkataan temanku itu ”Teruslah menjadi gila jangan sekalipun berhenti”.

                                                               ***

Malam merangkak semakin larut yang terdengar hanya suara serangga yang mengaung dari balik dinding kamar kost.aku masih memandangi sebuah surat yang ku terima tadi siang.sebuah surat yang dari alamat pengirimnya ku ketahui itu dari Dewi.tapi entah kenapa aku jadi ragu untuk membukanya,seharusnya aku senang karna ini dari orang yang sangat berarti dalam hidupku,ah...aku menarik nafas panjang,jemariku menari memainkan surat itu,hatiku bergejolak setelah lama berpikir akhirnya ku putuskan untuk membuang surat itu,dan sampai sekarang aku tidak pernah tahu tentang isi dari surat itu,tong sampah menjadi saksi dari keputusan bodoh yang ku ambil.sejujurnya apa yang aku lakukan ini bukan karna sudah hilangnya rasa cinta yang ku miliki,melainkan hanya karna rasa ketidak percayaanku pada apa yang aku jalani.lebih tepatnya aku tidak percaya pada diriku sendiri,selalu minder dengan apa yang aku miliki,walaupun sejatinya aku belum memiliki apa-apa.semua yang kulalakukan hanya untuk membuat orang disekelilingku bahagia walaupun aku harus mempertanggung jawabkan atas apa yang aku lakukan,setidaknya aku sadar dengan apa yang aku lakukan,aku hanya mengerti satu hal bahwa manusia adalah mahluk alternatif yang memiliki banyak pilihan.seperti halnya aku memilih Dewi sebagai satu-satunya orang yang aku cintai,terpisah oleh ruang dan waktu yang hanya sekedar dari batas kesadaran di luar itu tak pernah sedikit pun aku merasa keberadaannya jauh.mungkin ini  bukti sebuah cinta yang di agung-agungkan banyak orang.cinta adalah kebahagiaan ketika melihat orang yang kita cintai itu bahagia katanya, namun bagiku tidak.cinta hanyalah teka-teki yang tidak ada seorang pun mampu melukiskan dengan kata-kata,hanya sebuah rasa.

Aku menyusuri komplek pertokoan yang semerawut oleh pedagang kaki lima yang tidak mampu menyewa toko dengan alasan terlalu mahal di banding sewa trotoar,niatku untuk mencari buku-buku tehnik sebagai pedoman belajar karna aku sudah bertekad untuk memperbaiki predikat di sekolah sebagai siswa yang paling badung.”kamu boleh bandel  asal nilai kamu bagus,”kata-kata itu yang terngiang di telinga setiap hari,aku memang pendendam,tapi dendamku masih tergolong baik,dendam pada pembuktian bahwa aku mampu melakukan apa yang orang lain pikir aku tidak mampu melakukanya.tekadku hanya ingin membuktikan kepada Dewi,Damar dan yang lebih lagi kepada guru pembimbing sekolah,karna hanya merekalah yang aku pikir sayang padaku.sebagai buktinya mereka bertiga yang selalu marah-marah padaku,walaupun terkadang aku merasa tidak melakukan kesalahan atau pun menganggu urusan mereka,tapi anehnya ada saja prilaku yang membuat mereka marah.aku tahu kalau mereka semua sayang,karna kata ayah kalau ada yang marah padaku itu tandanya mereka sayang sama kamu,mereka hanya ingin kamu tidak sampai salah jalan makanya mereka menegur untuk meluruskan,memberi tahu bahwa apa yang kamu lakukan itu tidak baik.” ada-ada saja orang marah kok di bilang sayang”.

Memasuki semester genap aku gunakan sebagai ajang pembuktian bahwa aku mampu menyandang predikat sebagai siswa yang baik,absensi di perbaiki dalam satu bulan tidak ada satu pun contengan bolos,baju selalu rapi tidak pernah datang terlambat selalu ikut dalam banyak kegiatan ternyata mampu menghilangkan kejenuhan.aku di ikutkan dalam tim bolavolly  sekolah setelah lulus seleksi,dan rencananya dalam bulan ini akan diadakan PEKAN OLAH RAGA SEKOLAH tentunya aku sibuk dengan jadwal latihan yang diadakan setelah jam belajar selesai.hari-hariku dihabiskan hanya untuk kegiatan sekolah.

MITOS

Ada yang berbeda ketika menginjakan kaki memasuki halaman rumah yang ditumbuhi rumput Jepang sebutan orang-orang kampung ku,walaupun nampak semerawut seperti lapangan bola yang tidak terawat atau lebih tepatnya hutan kecil dengan tumbuhan yang tidak teratur,bapak yang selalu rajin menanam tapi tak rajin merawatnya.Aku merasa seperti baru kembali dari tempat yang jauh dan sudah lama.rindu sekali dengan suasana yang banyak sekali aturan yang dibuat,selalu dihadapkan dengan pertanyaan abadi …”kamu sudah solat “…rindu dengan kemarahan ibu yang selalu mengomel jika perintahnya tidak segera dilaksanakan,rindu dengan pertengkaran adik waktu berebut motor ,rindu dengan bapak yang selalu bercerita tentang tanaman di kebunnya yang mulai berbuah,rindu dengan semuanya yang pernah terjadi.semua nampak biasa namun terasa ada yang berbeda mungkin ini tanda bahwa aku mulai beranjak dewasa atau hanya perasaanku saja yang terlalu berlebihan,aku masih ingat saat kecil dulu,ingin sekali beranjak dewasa karna yang kudengar saat orang beranjak dewasa berpikir apapun akan dianggap itu sebagai sesuatu yang penting,merasa dipentingkan ,atau mementingkan diri sendiri.walaupun demikian aku tetap merindukan suasana rumah yang penuh dengan cinta ayah dan ibu,pohon mangga yang ayah tanam sudah mulai berbuah dan tampaknya sangat subur  karna dibawahnya mengalir air dari saluran got dari kamar mandi,buah pikir ayah yang konyol namun berhasil sehingga tidak perlu menyiram pohon dikala musim kemarau,juga kakak yang bangga dengan kambing-kambingnya yang sudah beranak,kejujuranya mengelola keuangan masjid membuatku iri,kecerdasan otaknya juga tidak diragukan sayangnya sekolahnya harus putus sampai STM maklum,biaya menjadi problema kelasik yang menghambatnya untuk ke perguruan tinggi.lain cerita dengan adikku yang bercita-cita ingin menjadi tentara, pernah suatu ketika ia memutuskan untuk berhenti dari sekolah waktu menginjak kelas tiga smp,dan memilih untuk bekerja di pertambangan pasir yang pikirnya uang pun bisa didapat tanpa harus sekolah,ilmu tidak ada gunanya tanpa uang.pemikiran yang sangat singkat dari seorang anak kecil yang merasa tak pernah mendapat apa yang di inginkannya dengan bekerja dan mendapatkan uang maka dia berpikiran dapat membeli apa saja yang dia mau.suatu ketika ia memutuskan untuk berhenti dari sekolah waktu menginjak kelas tiga smp,tentu membuat kami sekeluarga menjadi gerah,apa yang sebenarnya terjadi pada adikku.namun ayah tetap berusaha membujuknya dan berjanji akan menuruti semua kemauannya .

Satu tahun berlalu,ayah masih dengan ketekunanya membimbing kami anak-anaknya,dan ibu tetap pada posisinya sebagai ibu yang penuh kasih ,cintanya tak pernah luntur dimakan usia menyiapkan baju,sarapan dan semua kebutuhan kami anak-anaknya yang berangkat ke sekolah.namun  Pagi ini berbeda dari biasanya,adikku kembali memakai seragam sekolah yang sudah ditinggalkan selama satu tahun,ayah,ibu dan aku sendiri tidak mengerti apa yang dipikirkannya.walaupun sejujurnya kami sekeluarga merasa senang adikku sudah kembali normal lagi,maksudku sudah tidak berpikir yang aneh.tapi dalam batinku masih ada rasa tidak percaya,bukan adikku namanya kalau melakukan  sesuatu tanpa ada yang ia mau.Dan ternyata pikiranku benar,dia mau sekolah lagi dengan satu syarat,setelah lulus sma ingin masuk AKABRI,walapun ragu namun ayah tetap pada janjinya. semangat pantang menyerahnya yang membuat aku dan ayah bangga,lima kali mendaftar lima kali juga gagal,saat semua keluarga merasa sudah tidak ada harapan justeru dia menunjukan powernya sebagai seorang laki-laki yang tidak akan menyerah pada keadaan, dan berkat usaha kerasnya kini ia sudah menyandang warga militer.dalam hati aku hanya bisa berkata ”adikku memang benar-benar gila”

                                                               ***

Indah ketika menapaki jalan yang dikanan kirinya ditumbuhi ribuan bunga yang bermekaran, jalan tanpa berbatu tak ada dinding yang jadi penghalanng lajunya tapak kaki yang terus berpijak.langit yang berwarna biru dalam merdunya suara burung yang berkicau dan terpaan angin yang semilir mengalun mengikuti irama,disambut megahnya kutipan-kutipan syair yang terangkum dalam bait-bait puisi.aku terpikir tentang sebuah mimpi yang membuatku terjaga dalam tidur, sebuah mimpi buruk tentang sebuah pesta perkawinan.berawal dari sebuah pertemuan dengan seorang teman yang mengabarkan bahwa dalam satu hari mendatang Dewi akan menikah,aku tak berpikir panjang lagidan berbalik arah menuju rumah Dewi.aku berusaha menemuinya namun tidak berhasil,aku bertanya pada orang-orang sekitar,ada yang bilang ke kamar mandi,di dapur,dikamar ibunya,namun tak ku temukan jasadnya.kelelahan membuatku terjaga dari tidurku.nafasku memburu,detak jantungku tak beraturan,sesaat aku terdiam,sadarku mengatakan ini hanya sebuah mimpi yang menghiasi malamku.aku kembali merebahkan tubuhku dan dalam sekejap aku pun terlelap.mimpi itu kembali mendatangiku.Ada sesuatu yang aneh,aku tidak bisa bertemu dengan sosok Dewi yang menjadi pengantin ataupun laki-laki yang menjadi calon suaminya yang ada,hanya suara –suara gaib yang membisikan ketakutan yang teramat sangat.Satu malam yang menyebalkan,cepatlah pagi harapku.inilah halusinasiku yang kuanggap nyata dan bakal terjadi.sebuah penafsiran yang mengatakan bahwa orang yang dimimpinya menjadi pengatin maka hidupnya sudah tidak lama lagi,umurnya tidak panjang.aku menolaknya untuk terus berpikir sesuatu yang belum tentu kebenaranya, mencoba untuk mengetahui yang sebenarnya justru aku terseret kedalamnya.aku tak percaya bahwa mimpi bisa menentukan hidup matinya seseorang.aku tidak bisa mempercayai  semua itu karna aku bakal kehilangan orang yang paling kucintai setelah ibuku.

 Setahun telah berlalu aku masih bergulat dengan tafsir mimpi yang menjadi dogma.sore ini langit sepertinya tidak bersahabat sejak sore mendung terus menyelimuti hujan gerimis terus menguyur ,mataku menatap keluar jendela yang hanya tertutup kaca nako yang hitam,perasaan ini berbeda dengan hari sebelumnya,aku menungu ayah yang pergi dengan ibu menenggok anak temennya yang sakit.aku mencoba untuk menenangkan diri  dari perasaan yang sulit untuk dihilangkan ,tentang mimpi dan penafsirannya.walaupun pada akhirnya aku harus mempercayainya,setelah sore ini mereka pulang dengan perasaan yang aku tak mengerti,ingin bertanya tapi takut lebih tepatnya tidak sopan,karna mereka kelihatan sangat lelah.aku menjempunya di depan pintu,tatapan mereka penuh arti,dengan mata yang sendu dan tak ada kata-kata yang keluar.malam pun beranjak,dan ibu memanggilku,
“Dewa...ada yang ingin ibu sampaikan,”
”ya...bunda”, jawab ku
”tapi sebelumnya, bunda minta kamu harus ihklas dengan semua yang terjadi”
” ada apa, bunda sepertinya ada hal yang sangat serius ”
”Dewa ,hubungan kamu dengan Dewi bagaimana.”
” baik ...bunda , selama ini tidak ada masalah,memangnya kenapa tumben bunda bertanya itu”
”tadi bunda kerumah sakit,kata dokter kalau tidak hari ini mungkin besok,Dewi sudah tidak bisa ditolong,”
Aku terdiam,aku semakin tak mengerti.Dewa...jangan pernah menyesali apa yang terjadi,karna semua sudah kehendak Tuhan yang maha kuasa,yang telah pergi biarlah pergi, seberat apapun persoalan yang datang menghampiri itu adalah gambaran yang terbaik bagi mereka,akan ada hikmah dari semuanya.jadilah orang yang mampu menempatkan diri dalam posisi yang tersulit, kamu...harus bisa merelakan orang yang sangat kamu cintai,karna komposisi manusia hanya sebatas berharap dan memberi harapan,bahwa esok masih ada hidup yang harus dipertanggung jawabkan kelak.kata dokter Dewi sudah tidak bisa bertahan, sabar ya...nak.aku menatap wajah ibu,seperti tak percaya dengan kata-kata yang baru diucapkan,pundakku di elusnya  dan aku di tinggalkan sendiri dalam ruang yang kosong. Mataku masih menatap tembok dengan cat warna kream yang mulai pudar,jantungku masih berdetak normal,hanya pikiranku yang mulai mengorek-ngorek kesalahan.sayangnya aku tidak biasa menangis,andai aku bisa mungkin ruang ini sudah banjir dengan air mata.

                                                           ***

Sesaat lalu aku melihat bidadari-bidadari yang menari dari balik kelopak mataku yang tergenang kubangan air yang sangat keruh,seperti tersihir mataku terus menatapnya,mereka mengajakku terbang tinggi menjelajahi langit dalam keharibaan cinta yang mulai berasap,saling berhimpitan hingga memecahkan ruang yang sempit.suaranya mengelegar seperti kumpulan mesiu yang diledakkan. Pondasi yang selama ini dibangun kokoh pun hancur berantakan, hanya tinggal puing-puing yang berserakan memenuhi gundukan tanah merah berbatu nisan.setelah sore yang lalu aku bertarung dengan waktu yang terus memburu.Detik seakan sangat berarti,pelajaran berharga yang aku dapat bahwa bersenang-senang saat waktu luang,dan dan mati-matian saat waktu itu menjadi sempit,setidaknya itu yang aku alami.

Empat belas hari setelah meninggalnya Dewi aku mulai bisa melupakannya sedikit,tentunya dengan bantuan sorang teman yang berubah menjadi badut yang sempurna membuatku tertawa.Damar namanya,yang selalu berkata ”ya” untuk menyenangkan setiap perkataan yang terucap dari orang lain ,walau dia tahu bahwa yang mereka katakan itu salah karna dalam dirinya berprinsip,membuat orang lain senang adalah sedekah.sedikit konyol,dan berjiwa besar,bercita-cita menjadi seorang petani,dia satu-satunya yang aku anggap sebagai seorang yang berpikir modern.Dan sore ini dia sudah menampakan wajahnya,dan langsung menuju ke dapur untuk mencicipi masakan ibu yang katanya paling enak.sebenarnya ada yang tidak aku suka,kalau Damar ketemu ayah di jamin pasti ribut,masalah yang dibahas tidak jauh-jauh dari lahan, bibit pupuk pokonya soal pertanian.baik ayah maupun damar tak ada yang mau mengalah,untungnya ada ibu yang mampu memisahkan mereka tentu dengan masakannya.sore ini aku dan damar berencana pergi ke alun-alun,hanya sekedar mengisi waktu,tapi belum sempat sampai ,aku teringat almarhum Dewi.anehnya tidak ada pikiran bahwa dia telah tiada.aku begitu senang membayangkan wajahnya.Damar mengingatkanku saat mulai memasuki jalan gang rumah almarhum Dewi,tamparan keras mendarat di mukaku.Inilah pertama kali Damar tidak setuju dengan apa yang aku lakukan,dan kemarahanya melebihi ayahku.
”Dewa...,sadar Dewi sudah mati,”aku mencoba membenarkan posisi otakku yang miring dengan bersandar pada sebantang pohon.aku berteriak sekeras-kerasnya.
”aku tahu...dia sudah... mati... tapi...aku hanya ingin menemuinya...apa itu...salah... apa itu salah...
”tidak,... itu sama sekali tidak salah...”
”tapi ..kenapa...”
”dunia kamu,yang berbeda,dunia kamu yang tidak mengijinkan untuk bertemu dengannya,karna kamu masih bernafas....karna kamu masih punya keinginan...karna kamu masih...masih punya keluarga”
”aku tidak butuh mereka...”
”Dewa...kau hanya sedang di telan kegelapan karna menyalahkan diri sendiri dan menyesal,itu semua bukan salahmu,kamu tidak tahu kalau dia sakit...kamu tidak tahu...jangan Cuma menghitung apa yang telah pergi,kamu tidak bisa melihat apa yang ada didepanmu, dengan tembok besar yang ada di hadapanmu,kedua matamu akan tertutup satu persatu,ini memang menyakitkan..tapi kamu belum memiliki apa-apa kamu harus menahannya...pikirkan...kau belum kehilangan semua...”

                                                             ***

Mendung yang menyelimuti sudut pandang pikiranku,semakin hari kian menebal.yang ada hanya rasa penyesalan kenapa kesempatan tidak pernah datang dua kali dalam hidup seseorang.aku masih mencoba menghitung hari,dimana segala keluh kesah dan kata-kata bijak nan anggun terlahir.segala sesuatunya kini hanya tinggal bekas yang menyisakan banyak teka teki dalam sebuah kebetulan.Berawal dari angka yang memusingkan,dan selalu menjadi maskot dalam kehidupanku,belum lagi dengan mimpi-mimpi yang selalu menghadirkan sosok Dewi,kalau dihitung ada sekitar 8 kali aku bermimpi tentang Dewi.hari itu 10 juli 2002,mimpiku bertemu dewi dengan pakaian serba putih,dia hanya tersenyum dalam lambaian tangan yang kemudian hilang entah kemana.lambaian tangannya memngingatkan ku ketika ia berangkat ke Jogja dulu,aku sangat merindukanya saat-saat seperti ini.selang beberapa hari aku kembali memimpikanya,dalam mimpi itu aku bertemu dengannya dalam sebuah rumah yang isinya orang-orang yang tidak aku kenal,semua berpakaian serba putih,saat aku memasuki rumah tersebut,dia menyambutnya di depan pintu dan melarangku untuk masuk,dan seketika itu orang-orang yang ada didalam rumah tersebut menariknya kedalam dan dia memegang tangan ku,aku berusaha untuk menariknya ke luar namun apa daya tenagaku tak cukup kuat untuk menariknya keluar.waktu itu aku tak tega melihatnya merintih kesakitan,dengan terpaksa aku melepaskan pegangan tanganku dan kontan aku terpental jatuh,saat aku terbangun aku sudah jatuh dari ranjang tempat tidurku,rasanya memang sedikit sakit terutama di pergelangan tanganku sebelah kanan.

Aku mencoba membuang jauh segala kenangan tentang Dewi yang menyelimuti setiap saat dengan bekerja di bengkel las atas usulan ayah,sedikit banyaknya bisa mengurangi rasa bersalahku yang terus menghantui.aku hanya bisa membayangkan ketika dia sakit dan dirawat di rumah sakit, jangankan untuk menemaninya melawan penyakit yang ia derita,menjengguk pun tidak,